Kamis, 04 November 2010 | By: Nadya Nurhafidzah

I Love Moca! ^o~

First Time ~




Citytown. Nama kota yang sedang aku tempati sekarang. Aku, Dorice dan Mom segera menaruh barang-barang di apartemen baru kami, Glory Hall Apartment. Aku pun langsung merebahkan tubuhku di kasur nan empuk. Dan aku pun mulai tertidur dan bermimpi.


*****************

Hamparan lapangan rumput luas nan indah menyambutku ketika aku bersama Mom mendaftarkan aku di sekolah baruku. Zeulbourne School. Nama sekolah yang cukup keren, batinku dalam hati. Langsung saja, aku disuruh masuk ke kelas baruku dan Mom pergi meninggalkan ku di sekolah keren ini sambil melambaikan tangan. Huft kurasa aku akan betah disini, batinku lagi.
Aku pun mencari-cari kelas baruku. Kelas 2-3, itulah nama kelasku sekarang. Aha sampai juga akhirnya. Dan di dalam kelas itu terlihat seorang wanita paruh baya tengah mengajar di situ.
Tok tok tok
“Silahkan masuk.” kata guru itu dari dalam kelas. Aku pun masuk kelas dan mulai memperkenalkan diri pada teman-teman baruku.
“Permisi Mrs, aku murid baru disini. Bolehkah aku memperkenalkan diri?” tanyaku pada guru itu.
“Oh iya silahkan anak manis. Perkenalkan juga, saya Mrs. Wola. Saya mengajar pelajaran Sejarah ” ujar Mrs. Wola.
“Ng.. Namaku Moca Alison. Aku pindahan dari kota Lumberg. Salam kenal ya teman-teman.” ujarku kaku sekali.
“Hm baik, Moca. Silahkan duduk di sebelah Lorysa. Baik pelajaran akan kita mulai kembali.” ujar Mrs. Wola seraya kembali sibuk dengan papan tulis nya.
“Hai Moca. Aku Lorysa Kimn, salam kenal ya!” terang Lory.
“Hai juga Lory. Kuharap kita bisa berteman baik.” ujarku sambil tersenyum padanya.
“Tentu saja.” senyumanku disambut baik Lory.
Kring.. Kriing.. Bel istirahat berbunyi. Mrs.Wola langsung meninggalkan kelas yang ribut. Sebagian anak sudah berhamburan keluar kelas dan menuju kantin. Aku dan Lory baru saja keluar kelas, dan kami akan berjalan-jalan mengitari sekolah.
“Lory, apakah ekskul disini menyenangkan?” kataku memecahkan keheningan.
“Tentu saja menyenangkan. Setiap hari sabtu, semua anak membawa baju ekskul masing-masing dan ekskul disini.” terang Lory. “Kau sudah memutuskan akan mengikuti ekskul apa?”
“Entahlah. Aku masih bingung.” Ujarku santai. “Ke kantin yuk, mendadak lapar.” Ujarku sambil menarik tangan Lory.
********************
          Dan akhirnya pulang juga. Aku merasa senang apabila bel pulang sudah di bunyikan. Bagaiakan burung terlepas dari sangkar. Aku sedang menunggu Mom menjemputku. Tunggu, ada pesan masuk. Dari siapa ya? Gumamku sendiri.

From    : Mom
To        : Me
            Maaf sayang, Mom tidak bisa menjemputmu. Mom harus menyelesaikan buku Mom dan pengeditan buku terbitan baru. Mom sampai rumah sekitar jam 5, bye sayang.
            Sender :
            Mom
            +62850001563

         
Aku melirik jam tanganku, 12.15. Hm kupikir, aku bisa ke mall dulu. Lalu aku pun menyetop taksi untuk mengantarku ke mall terdekat dari sekolah. Dan mall terdekat dari sekolah adalah Polymain Mall. Setelah  membayar taksi, aku pun turun dan berjalan menuju ke dalam Polymain Mall. Mall yang sangat elite dan berkelas. Aku yakin ini akan menjadi tempat yang mengasyikkan apabila menghabiskan waktu dengan teman-teman.
Aku berjalan menuju sebuah restaurant cepat saji untuk membeli Float a, karena aku sangat haus. Setelah itu aku berjalan menuju sebuah butik pakaian yang terkenal dan bruuuk... Float ku tumpah di baju seorang pemuda. Ah tragis sekali kaus Adidas itu.
“Ah maaf.. Maafkan aku. Sungguh aku tidak sengaja. Maaf..” ujarku sambil memohon maaf pada pemuda itu.
“Oh oke tak apa, ini sebuah kecelakaan kecil saja.” Kata pemuda itu dengan santai.
“Sungguh, tidak apa-apa? Tapi baju mu jadi ada noda.” Kataku merasa sangat bersalah.
“Tidak apa-apa. Sudah ya.” Ujar pemuda itu sambil langsung pergi begitu saja.
Ah mengapa aku sebodoh itu? Aku tak tau mengapa Floatku bisa tumpah ke baju Adidas pemuda itu. Tapi cowo itu keren. Tipe cowo idamanku. Aku melihat jam tanganku, jam 1 p.m. Aku langsung mencari pintu keluar dan menyetop taksi untuk mengantarkan aku pulang. Dan taksi pun melaju dengan kencang sehingga 20 menit saja, aku sudah sampai di apartemen.
Di apartemen sepi, tak ada orang. Mana Dorice? Hm pasti sedang bermain dengan teman-temannya. Dan aku langsung merebahkan diri di kasur dan terlelap.

*****************

          “Hai Lory.” Sapaku sambil tersenyum.
          “Hai Moca. Kamu mengerti PR Sejarah? Aku hanya dapat sedikit.” Ujar Lory sedih.
          “Ng.. Aku cukup mengerti. Kau cari saja sejarah Perancis di buku ini.” Kataku sambil memberikan sebuah buku yang berjudul Paris is Mine.
          “Ah ini buku yang kucari-cari. Ini buku sudah lama sekali keluarnya. Bagaimana kau bisa mendapatkan buku ini Moca?” tanya Lory sambil mengelus-elus buku itu.
          “Aku punya 4 dirumah. Ibuku penulis nya.” Terangku pada Lory.
          Lory terperangah dan kaget “Hah? Ibumu penulisnya? Astaga ibumu hebat sekali. Bolehkah aku meminjam buku ini Moca?” Lory memohon.
          “Kalau kau suka, ambil saja.” Ujarku sambil mengerlingkan mata.
          “Mocaaaa.. Kau sungguh baik. Thanks Mocaa..” teriak Lory sambil memelukku. Aku agak kelabakan menerima pelukan yang spontanitas tersebut. Tapi perlahan aku mulai bisa menerima pelukan tulus Lory. Aku yakin, Lory akan menjadi sahabatku di sini.
          Ditengah pelajaran Matematika, Mr. Luke wali kelas kami datang ke kelas.
          “Maaf anak-anak, kalian akan dipulangkan selesai jam pelajaran Matematika ini. Hal ini disebabkan para guru akan mengikuti test sesuai mata pelajaran yang ia ajarkan pada kalian.” Cerocos Mr. Luke tanpa henti.
          Arine, ketua kelas mengacungkan tangan nya yang bertdanda ingin bertanya.
          “Kalau begitu, apakah besok masuk Mr. Luke?” tanya Arine.
          “Oh ya, besok kalian belajar di rumah ...” belum selesai Mr. Luke berbicara, sudah ada teriakan dari semua murid. “Dan hari Rabu, kalian belajar seperti biasa lagi. Baik terima kasih.” Ujar Mr. Luke seraya keluar kelas. Pas sekali bel berbunyi. Dan ini waktunya pulang.
          “Moca, kau main kerumahku yuk. Aku sendirian di rumah. Mau ya?” tawar Lory dengan wajah sumringah. Ku susul dengan anggukan kecil dan senyuman. Dan dia senang sekali. Kami pun bergegas menuju rumah Lory.

******************

          Sesampainya di rumah Lory tepatnya di Mentience St no 15, kami pun masuk kerumah style minimalis milik keluarga Lory. Kami pun masuk dan Lory mengajakku langsung ke kamarnay di lantai 2.
          “Ayo kita langsung ke kamarku saja ya.” Ucap Lory riang sambil menyeret tangan Moca untuk ke kamarnya.
          Kamar Lory cukup besar dan rapi. Aku pun langsung duduk di kasurnya yang empuk.
          “Hm ibumu kemana? Ah ini kakakmu? Cantik sekali” kataku sambil menunjuk sebuah foto Lory bersama seorang gadis cantik.
          “Mom pergi belanja. Yap itu kakakku. Namanya Molly.” Terang Lory padaku. “Kau mau minum orange juice?” aku mengangguk sambil tersenyum.
          Selagi Lory membuat orange juice, aku pun melihat-lihat kamar Lory. Terdapat foto Lory dengan ibu nya, sebuah piala voli dan benda-benda unik lainnya. Ah ada PSP, aku ingin main deh.
         
          “Orange juice datang.” Teriak Lory sambil membawa nampan berisi dua gelas orange juice dan setoples biskuit layaknya seorang pelayan restoran.
          “Hahaha sudah seperti pelayan saja kau Lor. Eh ya boleh ku pinjam PSP mu?” Tanyaku sambil memegang PSP berwarna biru tua.
          “Silahkan tuan putri.” Canda Lory. Setelah main PSP, kami pun bercanda tawa, dan membicarakan sekolah.
          “Oh ya Moca, sebagai murid baru kau harus tahu Kaile.” Ujar Lory tiba-tiba.
          “Hah? Kaile? Siapa dia? Pembersih toiletkah?” ujarku sambil tertawa.
          “Oh come on Moca, aku tak bercanda. Kaile adalah kapten basket sekolah kita Zeus.” Lory mengambil biskuit lalu mengunyahnya dan dia melanjutkan pembicaraannya. “Dia sangat keren dan amat luar biasa. Dia mempunyai fans yang sangat banyak. Seluruh sekolah bahkan SMA di luar sekolah pun tau Kaile. Bayangkan, betapa populernya dia” sembur Lory.
         “Waw hebat sekali. Hey jam berapa ini? Aku pulang ya. Aku mengantuk.” Sahutku sambil menguap.
          “Baiklah, aku antar kau sampai ujung jalan ya.” Lalu aku pun pulang dari Rumah Lory. Perjalanan ke rumah berasa berabad-abad lamanya, entah karena apa. Tapi sungguh kepalaku sangat pusing sekali. Dan akhirnya aku sampai di apartemen dan langsung menuju kamarku lalu tidur.

                                      **************


Tidak ada komentar:

Posting Komentar